Terungkap! Kemana Jhody Bejo & SEJUQ Akan Membagikan Quran Selanjutnya

Terungkap! Kemana Jhody Bejo & SEJUQ Akan Membagikan Quran Selanjutnya

Pondok Aren, Tangerang Selatan, 23 Mei 2023

Program Sejuq “Sejuta Quran” dari Yayasan Alfatih Berkah Insani meluncurkan Kampanye Wakaf Quran untuk Pelosok Negeri. Kampanye ini bertujuan untuk mengentaskan Buta Huruf Quran dengan memberikan Al-Quran yang layak pakai di tengah keterbatasan akses dan ekonomi kaum Muslimin di pelosok.

Sejak 2021 hingga 2023, atas izin Allah ‘Azza wa Jalla, program Sejuq telah menyebarkan lebih dari 93.000 Al-Quran ke beberapa daerah di Indonesia. Namun, penyebaran tersebut masih belum cukup dan masih banyak daerah yang belum terjangkau oleh kami.

Oleh karena itu, melalui Kampanye Wakaf Quran untuk Pelosok Negeri, kami berupaya untuk menyebarkan Al-Quran secara lebih luas dengan menggandeng organisasi sosial di setiap daerah agar wakaf bisa tepat dan bermanfaat.

Saat ini, Sejuq telah bekerja sama dengan Yayasan Lebak Peduli Negeri untuk menjadi jembatan dalam menyebarkan 10.000 Al-Quran ke pelosok Banten, tepatnya di Kecamatan Sajira dengan target 160 titik penyebaran.

Kampanye ini juga didukung oleh Jhody Bejo, publik figur yang peduli dengan keadaan Kaum Muslimin di pelosok Indonesia dan Insyaa Allah akan turun langsung ke lapangan untuk membantu mendistribusikan Al-Quran.

Kamis, 11 Mei 2023, Jhody Bejo sedang Mendistribusikan Al-Quran ke Pondok Pesantren Tarbiyatul Mulki Jinan, Lebak, Banten.

Dengan kontribusi bersama dari semua elemen, Insyaa Allah kita dapat mewujudkan akses Al-Quran yang lebih layak bagi kaum Muslimin di pelosok Indonesia.

Semoga Allah ‘Azza wa Jalla ridhoi dan mudahkan ikhtiar kita semua, Aamiin.

Tulisan Tim SEJUQ
di Jurangmangu Barat, Pondok Aren.
Jum’at, 23 Mei 2023

Manisnya Madu Kehidupan

Manisnya Madu Kehidupan

Madu punya rasa yang manis dan dapat dimanfaatkan sebagai cita rasa makanan yaitu memberikan rasa kenikmatan pada makanan. Dan tidak kalah pentingnya, madu dapat dimanfaatkan sebagai obat untuk kesehatan karena khasiatnya sudah terbukti. Manfaat madu juga terdapat dalam Al-Qur’an Surat An-Nahl Ayat 69, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

“…kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu). Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan.”

(Qs. An-Nahl : 69)

Tapi saat ini tidaklah kita sedang membahas tentang apa itu Madu, ini hanyalah perumpamaan seseorang hamba dalam perjalanan kehidupan di dunia sampai akhir kehidupannya. Di dalam Al-Qur’an pun Allah Subhanahu wa Ta’ala sering mempergunakan perumpamaan agar lebih mudah dipahami.

Dari sahabat Amr bin al-Hamiq radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda,

“Apabila Allah menghendaki kebaikan bagi hamba-Nya, maka Allah memberinya ’asal.

Para sahabat bertanya, ‘Ya Rasulullah, apa maksud ‘asal dari-Nya?’

Beliau bersabda,

“Allah berikan taufiq untuk beramal soleh, kemudian Allah cabut nyawanya dalam keadaan husnul khotimah.” (HR. Ahmad 17784, Ibn Hibban 342, al-Hakim 1258 dan dishahihkan Syuaib al-Arnauth).

Dalam hadits ini Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam memberikan perumpamaan ’asal (Madu), yakni seorang Hamba ketika mampu melakukan amalan sholeh yang Allah Subhanahu wa Ta’ala Ridhoi dalam kehidupan nya, baik amalan yang berhubungan dengan makhluk (habluminannas) atau amalan ketaatan di dalam ibadah langsung kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala (habluminallah) dan bermanfaat untuk dunia dan akhirat nya.

Semua amalan yang dilakukan oleh seorang hamba yang diilhamkan kepadanya atas kehendak (iradah) serta Kasih Sayang Allah Subhanahu wa Ta’ala kepada seseorang hamba bukanlah serta merta karena kemampuannya. Jika diperhatikan, banyak orang yang cerdas dengan gelar sarjana yang begitu panjang sampai ada yang profesor atau olahragawan dengan tubuh yang kuat, tapi untuk melaksanakan sholat lima waktu berjamaah ke masjid yang jaraknya hanya beberapa meter saja tidak mampu, Subhanallah.

Berbahagialah seorang hamba manakala Allah Subhanahu wa Ta’ala berikan kemudahan dalam melakukan Amalan Sholeh (kebaikan)sebagai tanda Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan madu kepadanya. Teruslah beramal Sholeh sehingga menjadikan akhir cerita kehidupan sebelum ajal kematian nya semanis madu.

Oleh karena itu, harapan kita agar Allah Subhanahu wa Ta’ala menghendaki kebaikan untuk kita sehingga dapat mudah melakukan amalan Sholeh. Selalu berdoa dan terus memohon kepadaNya serta bersyukur atas kenikmatan yang Allah Subhanahu wa Ta’ala berikan.

Amalan-amalan yang sudah dilakukan dan terus diamalkan sampai anak keturunan, sehingga pada saat ajal kematian tiba, Allah Subhanahu wa Ta’ala matikan kita semua dalam keadaan Khusnul khotimah, Aamiin.

“Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhai; berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri”.

(Qs. Al-Ahqaf : 15)

Wallahu’alam

 Tulisan Odang Syarifudin
di Jurangmangu Barat, Pondok Aren.
Ahad, 19 Desember 2021

Anda Mau Sukses?

Anda Mau Sukses?

Setiap orang pasti berkeinginan untuk dapat menjadi orang yang sukses. Sebagian orang beranggapan kesuksesan itu harus kaya raya, punya jabatan, rumah besar atau entah apa lagi.

Ternyata ada kesuksesan yang lebih besar dari kesuksesan di dunia, yakni kesuksesan yang Hakiki.

Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala :

“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.”

(Qs. Ali ‘Imran : 185)

Jelaslah bahwasanya Kesuksesan yang hakiki manakala seseorang dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke surga. Bagaimana cara Agar dapat Sukses yang hakiki? Ketika masih hidup ataupun ketika telah mati, amal kebaikan terus mengalir menjadi Tabungan Akhirat yang Insyaa Allah dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surgaNya.

Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam adalah suri tauladan terbaik yang tidak pernah lisannya berkata dusta, maka gelar yang diberikan adalah Al Amin yaitu orang yang dapat dipercaya. Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda, dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu :

“Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara (yaitu): sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan, atau do’a anak yang sholeh” (HR. Muslim No. 1631)

Inilah Amalan bagi siapa yang mengamalkannya Insyaa Allah akan mendapatkan kesuksesan yang hakiki. Matan hadits ini mudah di lisan tapi berat diamalkan. Menurut Anda dari tiga amalan hadits di atas manakah yang mudah dapat diamalkan?

Dalam beramal Sholeh Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak memberatkan umatNya, tetapi sesuai kemampuan seseorang.

Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala :

“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya…”

(Qs. Al-Baqarah : 286)

Sebagaimana Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda :

“Amalan yang paling dicintai oleh Allah Ta’ala adalah amalan yang kontinu walaupun itu sedikit.” (HR. Muslim No. 783)

Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala :

“…..Amal kebajikan yang terus menerus adalah lebih baik pahalanya disisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan.”

(Qs. Al Kahf : 46)

Kesuksesan adalah sebuah keniscayaan,apabila tidak dilakukan dengan semaksimal,jika berharap tanpa Amal atau Penyesalan di kemudian hari

Kesuksesan Insyaa Allah dapat diraih seseorang dengan hanya memohon kepadaNYa agar diberikan Hidayah untuk bisa mengamalkannya dan ikhtiar semampunya serta berdoa sebagaimana yang sering dibaca

“Ya Allah, berikanlah kepada kami kebaikan di dunia, berikan pula kebaikan di akhirat, dan lindungilah kami dari siksa neraka.”

(Qs. Al-Baqarah : 201)

Semoga kita semua mendapatkan kesuksesan dunia terlebih kesuksesan di Akhirat dapat diraih. Aamiin.

Wallahu’alam

Tulisan Odang Syarifudin
di Jurangmangu Barat, Pondok Aren.
Jum’at, 17 Desember 2021

Kisah Sepotong Roti

Kisah Sepotong Roti

Dahulu, ada seorang lelaki yang beribadah selama 60 tahun lamanya, lalu ia terfitnah oleh seorang wanita dan berzina dengannya selama 6 hari, lalu ia sadar dan bertaubat.

Ia pun pergi meninggalkan tempat ibadahnya, lalu ia singgah di sebuah masjid, tinggal disana selama 3 hari dan tak ada makanan.

Suatu ketika, ada orang yang memberinya roti. Ketika ia hendak memakannya, ia melihat dua orang yang amat membutuhkan. Ia pun memotong roti dan memberikan kepada keduanya, sementara ia tak makan.

Maka Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى memerintahkan malaikat untuk menimbang, antara amalannya selama 60 tahun dan zinanya selama 6 hari. Ternyata lebih berat zina selama 6 hari.

Lalu Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى memerintahkan menimbang zinanya 6 hari dengan dua potong roti, ternyata lebih berat dua potong roti.

[Diriwayatkan oleh Nadir bin Syumail dari perkataan Ibnu Mas’ud dan Ibnu Abu Nuaim meriwayatkan juga kisah yang sama dari Abu Musa Al Asy’ari dengan sanad yang shahih]

Lihatlah,

Ibadah 60 tahun dikalahkan oleh zina 6 hari, tidakkah menjadi takut hati kita untuk berbuat maksiat?

Lihat juga,

Ternyata berinfak disaat kita butuh melebihi ibadah selama 60 tahun. Namun itu tak mudah, karena jiwa amat mencintai harta, kecuali orang yang Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berikan kekuatan padanya.

Ustadz Abu Yahya Badrusalam حَفِظَهُ اللهُ

Perjalanan Unik, Semoga Ada Keberkahan, Aamiin

Perjalanan Unik, Semoga Ada Keberkahan, Aamiin

Setiap orang pernah melakukan perjalanan, di setiap perjalanan ada cerita. Kali ini suatu perjalanan yang unik semoga ada keberkahan di dalamnya, Aamiin. Keunikan perjalanan ini adalah mengunjungi daerah-daerah yang ada di Indonesia ke pondok-pondok pesantren yang lokasinya sangatlah terpencil di pelosok-pelosok kampung.

Jalan yang dilalui pun terkadang melewati hutan, kiri-kanan jurang terkadang juga menyeberangi sungai dengan tujuan menyebarkan Al-Quran sebagai amanah dari para donatur.

Kali ini perjalanan distribusi Al-Quran menuju wilayah Jawa Tengah, tepatnya di daerah Brebes, Tegal, Purwokerto dan Banjarnegara. Al-Quran yang kami bawa sebanyak 1600 pcs. Di dalam pendistribusian Quran banyak berjumpa dengan para santri dari berbagai daerah, santri yang terjauh ada yang dari Kalimantan sampai Papua.

Dan inilah di saat yang berkesan ketika dibagikan Al-Quran satu demi satu oleh pak Ustadz pengasuh pondok pesantren, beliau sambil berbisik kepada santrinya dengan kata-kata,

“Semoga menjadi penghafal dengan Al-Quran ini.”

Subhanallah mendengar kalimat yang diucapkan pak Ustadz, air mata seakan ingin menangis, terlihat dari wajah para santri yang begitu polos, penuh dengan harapan menjadi penghafal Al-Quran.

“Ya Rabb aku memohon kepadaMu, berikanlah kemudahan kepada para santri sehingga dapat menghafalkan ayat-ayatmu yang penuh dengan kemuliaan, Aamiin.”

Tak kalah dari itu, hati ini juga terasa terenyuh di saat para Ustadz yang bertemu selalu mengucapkan doa,

“Semoga Allah berikan balasan dan keberkahan.”

Itulah yang memberikan kami semangat walaupun perjalanan memakan waktu berjam-jam dan berhari-hari menjadi tidak begitu terasa melelahkan, mungkinkah ini yang dinamakan KEBERKAHAN.

Dari sekilas cerita ini, ada ibrah dan hikmah yang dapat dipetik, Alhamdulillah dengan adanya perjalanan distribusi Al-Quran, dapat bertemu dengan banyak orang baik (Sholeh) yang bersemangat di dalam Membangun Generasi Qurani. Hikmah selanjutnya bahwasanya harta yang kita miliki adalah sebagai titipan ada kalanya perlu sebagian untuk di sedekahkan sebagai simpanan di akhirat.

Tulisan Odang Syarifudin
di Batur, Banjarnegara.
Ahad, 14 November 2021

Tanda-Tanda Akhir Zaman, Apakah Sudah Tampak?

Tanda-Tanda Akhir Zaman, Apakah Sudah Tampak?

Di zaman ini kemajuan teknologi semakin berkembang, sehingga jarak tidaklah menjadi hambatan yang membatasinya. Perdagangan sudah semakin meluas dengan adanya globalisasi ekonomi atau yang disebut dengan perdagangan bebas.

Terlebih dengan adanya internet, transaksi semakin mudah, kehidupan semakin mewah dan glamor. Tetapi kemajuan duniawi tidak dibarengi dengan kemajuan ukhrawi. Menurunnya keyakinan terhadap Ilahi (Tauhid) serta merosotnya dekadensi moral (akhlak) inilah yang terjadi pada zaman ini.

Setelah harta berlimpah lalu manusia menjadi kaya raya, maka itulah tanda tanda datangnya hari kiamat, di mana tidak ada seorangpun yang membutuhkan sedekah, keadaan seperti itu sebagaimana telah dikabarkan dalam hadits shahih, Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda,

“Tidak akan tiba hari Kiamat hingga harta menjadi banyak pada kalian, harta itu terus melimpah sehingga membingungkan pemiliknya siapakah yang mau menerima shadaqah darinya, lalu seseorang dipanggil kemudian dia berkata, ‘Aku tidak membutuhkannya.’” (Shahiih al-Bukhari)

Jika hal ini sudah terjadi maka penyesalan yang tidak berguna, sebagaimana Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam Surat Al-Munafiqun Ayat 10,

“Ya Rabb-ku, mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian)ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang saleh?”

Qs. Al-Munafiqun (63:10)

Begitulah penyesalan manusia setelah kematiannya. Maka dari itu selagi hayat masih dikandung badan, maka jangan ditunda-tunda dan bersegeralah dalam melakukan amalan sholeh, terutama dalam bersedekah jariah yang pahalanya terus mengalir, Ya Allah bimbinglah kami agar selalu berbuat kebaikan dalam amal sholeh yang Engkau Ridhoi, Aamiin.

Tulisan Odang Syarifudin
di Jurangmangu Barat, Pondok Aren.
Rabu, 10 November 2021

Dalam Sedekah Terdapat Keajaiban

Dalam Sedekah Terdapat Keajaiban

Jika bercerita tentang sedekah, banyak pelajaran (ibrah) yang terdapat dalam Al-Quran dan Hadist. Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam pernah berdo’a kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, “Ya Rabb, semoga Engkau Melipatgandakan untuk umatku.” (Diriwayatkan oleh Ibnu Hibban di dalam Kitab Shahihnya).

Permohonan ini ditujukan kepada orang-orang yang bersedekah, agar Allah Subhanahu wa Ta’ala menambah hartanya tanpa batas, sebagaimana dalam Quran Surat Al-Baqarah ayat 261 yang artinya:

“Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karuniaNya) lagi Maha Mengetahui.”

Qs. Al-Baqarah (2:261)

Kisah Dua Orang Petani Kurma

Ada kisah keajaiban sedekah dalam kitab Riyadhus Shalihin, ada dua orang petani kurma di kota Madinah, pada suatu hari salah satu petani kurma memohon kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala sambil menadahkan kedua tangannya ke langit dan berdoa supaya diturunkan hujan agar tanahnya menjadi subur, sehingga kebun kurmanya panen serta dapat mencukupi kebutuhan diri dan keluarganya.

Tidak lama setelah itu, Allah Subhanahu wa Ta’ala mengirimkan awan lebat di atas kebun petani yang berdoa tersebut, dia sangatlah girang melihatnya, dalam benaknya bahwa doanya telah Allah Subhanahu wa Ta’ala kabulkan.

Namun sebaliknya tidak sesuai dengan apa yang ada di benaknya, terdengarlah suara yang berasal dari langit “Wahai awan pergilah ke tanah perkebunan Fulan”, maka awan itu berjalan ke tempat yang diperintahkan. Sang petani merasa kesal dalam benaknya, mengapa hujan tidak diturunkan di kebun kurma miliknya. Petani itu penasaran, kemana awan itu berjalan dan menurunkan hujan.

Disaat itu petani memanggil si pemilik kebun kurma, si pemilik kebun kurma merasa keheranan lalu bertanya, “Dari mana saudara tahu namaku?” Sang petani itu menjawab, “Aku sendiri ingin bertanya kepadamu, amalan apa yang membuat perkebunan mu begitu berkah, sehingga namamu disebut dari langit yang memerintahkan awan untuk menurunkan hujan di tanahmu.”

Masyaa Allah prestasi amalan apa sehingga namanya disebut dari langit. Pemilik kebun itu menjawab,

“Baiklah karena engkau mengetahui rahasia ini sebagian, aku akan menceritakannya. Setiap kebun kurma ini panen hanya sepertiga yang aku makan bersama keluargaku, sepertiga lagi untuk modal selanjutnya dan sepertiga lagi aku sedekahkan di jalan Allah, begitulah yang aku amalkan.”

Dari kisah tersebut, bahwa orang yang bersedekah tidak mengurangi harta, justru semakin bertambah dan berkah, sebagaimana Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda, “Sedekah tidaklah mengurangi harta.” (HR. Muslim no. 2558, dari Abu Hurairah.)

Bersedekah yang cerdas adalah sesuai dengan kemampuan tapi pahalanya terus mengalir, seperti halnya wakaf Al-Quran untuk para penghafal dan pembaca Al-Quran. semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan kemudahan dan kekuatan kepada kita untuk mencari Ridho Nya, Aamiin.

Tulisan Odang Syarifudin
di Jurangmangu Barat, Pondok Aren.
Senin, 08 November 2021