Manisnya Madu Kehidupan

Manisnya Madu Kehidupan

Madu punya rasa yang manis dan dapat dimanfaatkan sebagai cita rasa makanan yaitu memberikan rasa kenikmatan pada makanan. Dan tidak kalah pentingnya, madu dapat dimanfaatkan sebagai obat untuk kesehatan karena khasiatnya sudah terbukti. Manfaat madu juga terdapat dalam Al-Qur’an Surat An-Nahl Ayat 69, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

“…kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu). Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan.”

(Qs. An-Nahl : 69)

Tapi saat ini tidaklah kita sedang membahas tentang apa itu Madu, ini hanyalah perumpamaan seseorang hamba dalam perjalanan kehidupan di dunia sampai akhir kehidupannya. Di dalam Al-Qur’an pun Allah Subhanahu wa Ta’ala sering mempergunakan perumpamaan agar lebih mudah dipahami.

Dari sahabat Amr bin al-Hamiq radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda,

“Apabila Allah menghendaki kebaikan bagi hamba-Nya, maka Allah memberinya ’asal.

Para sahabat bertanya, ‘Ya Rasulullah, apa maksud ‘asal dari-Nya?’

Beliau bersabda,

“Allah berikan taufiq untuk beramal soleh, kemudian Allah cabut nyawanya dalam keadaan husnul khotimah.” (HR. Ahmad 17784, Ibn Hibban 342, al-Hakim 1258 dan dishahihkan Syuaib al-Arnauth).

Dalam hadits ini Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam memberikan perumpamaan ’asal (Madu), yakni seorang Hamba ketika mampu melakukan amalan sholeh yang Allah Subhanahu wa Ta’ala Ridhoi dalam kehidupan nya, baik amalan yang berhubungan dengan makhluk (habluminannas) atau amalan ketaatan di dalam ibadah langsung kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala (habluminallah) dan bermanfaat untuk dunia dan akhirat nya.

Semua amalan yang dilakukan oleh seorang hamba yang diilhamkan kepadanya atas kehendak (iradah) serta Kasih Sayang Allah Subhanahu wa Ta’ala kepada seseorang hamba bukanlah serta merta karena kemampuannya. Jika diperhatikan, banyak orang yang cerdas dengan gelar sarjana yang begitu panjang sampai ada yang profesor atau olahragawan dengan tubuh yang kuat, tapi untuk melaksanakan sholat lima waktu berjamaah ke masjid yang jaraknya hanya beberapa meter saja tidak mampu, Subhanallah.

Berbahagialah seorang hamba manakala Allah Subhanahu wa Ta’ala berikan kemudahan dalam melakukan Amalan Sholeh (kebaikan)sebagai tanda Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan madu kepadanya. Teruslah beramal Sholeh sehingga menjadikan akhir cerita kehidupan sebelum ajal kematian nya semanis madu.

Oleh karena itu, harapan kita agar Allah Subhanahu wa Ta’ala menghendaki kebaikan untuk kita sehingga dapat mudah melakukan amalan Sholeh. Selalu berdoa dan terus memohon kepadaNya serta bersyukur atas kenikmatan yang Allah Subhanahu wa Ta’ala berikan.

Amalan-amalan yang sudah dilakukan dan terus diamalkan sampai anak keturunan, sehingga pada saat ajal kematian tiba, Allah Subhanahu wa Ta’ala matikan kita semua dalam keadaan Khusnul khotimah, Aamiin.

“Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhai; berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri”.

(Qs. Al-Ahqaf : 15)

Wallahu’alam

 Tulisan Odang Syarifudin
di Jurangmangu Barat, Pondok Aren.
Ahad, 19 Desember 2021

Bagikan :